BOJONEGORO || Penarealita.com - Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, menegaskan bahwa seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus bergerak lebih cepat dan tepat dalam menjalankan program prioritas pada tahun 2026. Fokus utama diarahkan pada perencanaan yang matang, pelaksanaan kegiatan yang lebih awal, dan proses lelang yang tepat waktu guna mengoptimalkan penyerapan anggaran daerah.
Hal tersebut disampaikan Bupati saat pembacaan Nota Keuangan dalam Rapat Paripurna DPRD Bojonegoro, Sabtu (15/11/2025). Pemkab Bojonegoro memproyeksikan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun 2026 turun menjadi Rp1,8 triliun, atau berkurang sekitar Rp215 miliar dari tahun sebelumnya.
“Penurunan target SiLPA adalah upaya memperbaiki kualitas perencanaan dan mempercepat serapan anggaran agar belanja lebih akurat dan kegiatan dapat dimulai lebih awal,” tegas Bupati.
Ia menambahkan bahwa pengurangan SiLPA merupakan langkah penting agar tidak terjadi penumpukan anggaran, sekaligus memastikan bahwa seluruh program pembangunan mampu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara langsung dan tepat waktu.
Pada struktur pembiayaan daerah, SiLPA tahun anggaran 2025 menjadi satu-satunya sumber penerimaan pembiayaan tahun 2026. Total pengeluaran pembiayaan tahun 2026 diproyeksikan sebesar Rp512,8 miliar, yang terdiri dari penyertaan modal daerah Rp12,8 miliar serta pembentukan Dana Abadi Daerah Rp500 miliar.
Dengan demikian, pembiayaan netto tahun 2026 mencapai Rp1,29 triliun, yang sepenuhnya digunakan untuk menutup defisit APBD 2026. Dalam Rancangan APBD 2026, pendapatan daerah diproyeksikan sebesar Rp4,56 triliun, sementara belanja daerah mencapai Rp5,86 triliun, sehingga terjadi defisit sebesar Rp1,29 triliun.
Bupati menegaskan bahwa penggunaan SiLPA sebagai bantalan fiskal harus disertai perbaikan kualitas belanja daerah agar setiap rupiah anggaran memiliki impact dan berorientasi pada hasil yang dapat dirasakan masyarakat.( Mur)